AlAl Hasyr : 19. " Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.". Kasih sayang Allah Subhaanahu wa Ta'ala dengan cara memberikan larangan kepada kita , agar kita tidak menyimpang dari aturan agama-Nya, sehingga terselamat
Oleh Ust. Sofyan Efendi, al-Hafidz Khutbah Pertama اَلْحَمْدُلِلَّهِالَّذِيْمَنَّعَلَىعِبَادِهِبِمَوَاسِمِالْخَيْرَات، لِيُكَفِّرَعَنْهُمُ الذُّنُوْبَوَالسَّيِّئَات،وَيُضَاعِفَ لَهُمُالثَّوَابَ وَيَرْفَعَ الدَّرَجَات أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُوَاسِعُالْعَطَايَاوَجَزِيْلُالْهِبَات،وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُأَفْضَلُالْــمَخْلُوْقَاتِوَخَيْرُ الْبَرِيَّات. صَلَّى الله عَلَيْه، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍإِلَى يَوْمِ الدِّيْن، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْد فَياَ عِبَادَ الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَإِنَّهُ حَبْلُ الله الْـمَتِين، قَالَ تَعَالَى يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَآمَنُوااتَّقُوااللهَحَقَّتُقَاتِهِوَلاَتَمُوْتُنَّإِلاَّوَأَنْتُمْمُّسْلِمُوْنَ وَقَالَ أَيْضًا يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواكُتِبَعَلَيْكُمُالصِّيَامُكَمَاكُتِبَعَلَىالَّذِينَمِنْقَبْلِكُمْلَعَلَّكُمْتَتَّقُونَ SEGALA puji bagi Allah atas limpahan nikmat dan karunia Allah kepada kita yang tiada terkira jumlah maupun nilainya. Yang menuntut kita untuk pandai mensyukurinya sehingga akan ditambah nikmat-Nya bagi kita dan dijauhkan kita dari adzab-Nya. Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita, yang hanya dengannya kita akan meraih kemuliaan di hadapan Allah SWT. Kaum Muslimin rahimakumullah…. Allah subhanahu wataala berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 43 وَأَقِيمُواالصَّلَاةَوَآتُواالزَّكَاةَوَارْكَعُوامَعَالرَّاكِعِينَ “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.“ QS. al-Baqarah 43 Salah satu perintah Allah SWT yang menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslim adalah mendirikan sholat. Sholat merupakan salah satu rukun Islam yang dengan mendirikannya berarti kita telah mendirikan agama, dan dengan meninggalkannya berarti kita telah meruntuhkan sendi-sendi agama dalam jiwa kita. Mendirikan sholat tentu bukan sekadar melaksanakan ala kadarnya, tapi bagaimana berusaha melaksanakan dengan sepenuh jiwa dan raga untuk mencapai kesempurnaan sholat dan mendapatkan fadhilah, buah maupun ibrah dalam kehidupan kita di luar sholat. Sehingga jadilah sholat kita sholat yang luar biasa, bukan biasa-biasa saja. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar nilai dan keutamaan sholat benar-benar bisa kita dapatkan, antara lain Yang pertama, sholat dengan khusyu’. Selain sebagaiibadah jasmaniyyah, sholat juga merupakan ibadah ruhiyyah. Sholat adalah dzikir kepada Allah yang terbesar. Kita meyakini, bahwa saat sholat kita berhadapan dan berdialog langsung dengan Allah. Oleh karena, itu kita harus berusaha mengondisikan jasmani, ruhdan hatikita agar bisa bercengkrama secara baik dan maksimal bersama Allah. Dengan sikap batin seperti ini, atsar atau buah sholat – yang antara lain mampu memberi ketenangan jiwa dan mencegah diri dari perilaku fakhsya’ dan munkar serta mewujudkan pribadi mukmin mempesona- akan bisa kita raih. Allah berfirman تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ “…Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” 29 Yang kedua, sholat di awal waktu. Waktu sholat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktu pelaksanaannya. Allah berfirman dalamSurat an-Nisa’ ayat 103 إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.QS. an-Nisa’ 103 Dan sholat di awal waktu merupakan salah satu amalan yang paling dicintai Allah subhanahu sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam -dalam sebuah hadis riwayat Ummu Farwah- ketika ditanya tentang amalan yang paling utama, beliau bersabda الصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا “Yaitu sholat di awal waktu.” HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syeikh al-Albani Sholat di awal waktu menunjukkan tingkat keimanan, ketakwaan dan kecintaan seorang hamba kepada Allah SWT. Hal ini juga menunjukkan keinginan kita untuk segera diampuni dosa-dosa yang terus menerus kita lakukan setiap hari, karena diantara manfaat sholat adalah sebagai pembersih dosa, dan sarana untuk masuk surga Allah subhanahu wataala. Rasulullah bersabda أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ؟ قَالُوالَا يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا. “Apa pendapat kalian, jika di depan pintu rumah salah seorang diantara kalian terdapat sungai, yang ia mandi di sungai tersebut lima kali sehari, apakah tersisa kotoran di tubuhnya? Para shahabat menjawab Tidak tersisa kotoran sedikitpun. Kemudian Rasul bersabda Yang demikian itu seumpana sholat lima waktu yang Allah menghapuskandosa-dosa dengannya.”Muttafaqun alaih Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Qatadah bin Rib’iy, ia berkata قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَقَالَ اللَّهُ تَعَالَىإِنِّي فَرَضْتُ عَلَى أُمَّتِكَ خَمْسَ صَلَوَاتٍ، وَعَهِدْتُ عِنْدِي عَهْدًا أَنَّهُ مَنْ جَاءَ يُحَافِظُ عَلَيْهِنَّ لِوَقْتِهِنَّ أَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهِنَّ فَلَا عَهْدَ لَهُ عِنْدِي. Rasulullah bersabda“Allah ta’ala berfirman “Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima waktu dan Aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktunya pasti Aku akan memasukkannya ke surgadan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang Aku janjikan.” HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Syeikh al-Albani Kaum Muslimin rahimakumullah…. Yang ketiga, sholat secara berjamaah. Untuk meraih keutamaan sholat yang ketiga yang harus kita usahakan adalah melaksanakannya secara Umar radhiyallahu anhumeriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallambersabda صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً “Pahalasholat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian”. HR. al-Bukhari Muslim Begitu besar pahala sholat berjamaah,tetapi masih banyak orang yang dengan berbagai alasan tidak melaksanakannya. Ada yang beralasan agar lebih cepat selesai, atau karena tidak kenal dengan orang lain yang belum sholat. Padahal sebenarnya kitabisa mengajaknya berjamaah, karena dalam sholat jamaah tidak disyaratkan harus saling mengenal terlebih dahulu. Dan masih banyak alasan-alasan lain yang sering disampaikan oleh orang yang enggan sholat berjamaah. Rasulullah memperingatkan tentang hal ini مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ “Jika ada tiga orang berada di sebuah desa atau kampung, lalu tidak dilaksanakan sholat berjamaah di tempat itu, maka mereka telah dikuasai oleh setan. Hendaklah kalian melaksanakan sholat berjamaah, sebab hanya kambing yang terpisah dari kaumnya yang akan dimakan oleh serigala.” HR. Abu Dawud Sholat berjamaah juga mengandung banyak pelajaran kehidupan dan pengaruh secara ruhani pada setiap orang yang melaksanakannya, maka hendaklah kita mengambil kemanfaatannya. Yang keempat, sholat di masjid. Sholat di masjid terutama bagi kaum laki-laki merupakan amalan yang sangat ditekankan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Akan tetapi masih banyak kita saksikan masjid-masjid sepi dari jamaah sholat. Fisik kita sehat dan kuat, dan kitajugamempunyai waktu luang,tapi kita lebih suka sholat di rumah. Apakah kita lupa atau melupakan sabda Rasulullah tercinta “….Jika seseorang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya, lalu keluar menuju masjid dengan niat semata-mata untuk mengerjakan sholat, maka setiap langkah kaki yang diayunkan akan dibalas dengan diangkat derajatnya dan dihapus kesalahannya. Jika ia mengerjakan sholat, maka malaikat senantiasa berdoa memohonkan rahmat untuknya selagi ia berada di dalam masjid itu dalam keadaan suci, seraya berkata ”Ya Allah berilah rahmat kepadanya, ya Allah sayangilah ia”. Dan ia senantiasa dicatat dalam keadaan sholat selama ia menunggu pelaksanaan shalat fardhu berikutnya”. HR. al-Bukhari Muslim Dalam hadits lain Abu Hurairah radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa seorang buta datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu berkata “Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai penuntun yang mengantar aku jalan menuju masjid.” Maka ia meminta kepada Rasulullah SAW keringanan untuk melaksanakan sholat di rumah, dan beliaupun memberikan keringanan kepadanya. Akan tetapi, ketika ia pergi, Rasulullah memanggilnya kembali seraya bersabda“Apakah kamu mendengar panggilan untuk sholat?” Ia menjawab ”Ya, saya mendengarnya”. Rasulullah SAW lantas bersabda ”Kalau begitu, datanglah kamu ke masjid untuk berjamaah”. HR. Muslim Sholat di masjid juga menunjukkan kecintaan kita pada masjid. Hal ini akan menjadi salah satu wasilah diberikannya naungan Allah kepada kita saat tiada naungan di hari akhir nanti. Yang kelima, sempurnakan dengan sholat-sholat sunnah. Cara kelima agar sholat kita mendapatkan keutamaan dan kesempurnaan adalah dengan melaksanakansholat-sholat sunnah disamping sholat fardhu. Apakah kita yakin sholat fardhu kita sempurna dan pasti diterima Allah subhanahu wataala? Jika kita meyakini masih banyak kekurangannya,maka melaksanakan sholat sunnah menjadi jalan untuk menambal kekurangan dalam sholat fardhu kita. Abu Hurairah radhiyallahu anhumeriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya amal ibadah manusia yang pertama kali dihisab adalah sholat. Allah berfirman kepada para malaikat-Nya meski Dia Maha Mengetahui, Lihatlah shalat hambaku, apakah ia melakukannya dengan sempurna atau tidak sempurna?’ Jika shalatnya ia lakukan dengan sempurna, maka ditulis bahwa shalatnya sempurna, jika terdapat sedikit kekurangan, Allah berfirman “Lihatlah apakah hamba-Ku melakukan shalat tathawwu’ sunnah? Jika ia melakukan shalat tathawwu’, Allah berfirman “Sempurnakanlah shalat fardhunya dengan shalat tathawwu’ semua amal ibadah dihisab dengan cara demikian.” Dawud, Ibnu Majahdan ad-Darimi. Selain itu shalat sunnah yang dianjurkan di rumah akan memberi kebaikan dan cahaya yang menerangi rumah kita. Rasulullah bersabda “Apabila seseorang dari kalian telah mengerjakan shalat di masjid, berikanlah kepada rumahnya bagian dari shalatnya dengan shalat sunnah. Hal itu karena Allah menjadikan kebaikan di rumahnya lantaran ia mengerjakan shalat di dalamnya.” HR. Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad. Rasulullah juga bersabda “Shalat tathawwu’ sunnah seseorang di rumahnya merupakan cahaya. Barang siapa menginginkan, hendaknya ia menerangi rumahnya dengan mengerjakan shalat sunnah di dlamnya.” HR Ahmad. Demikianlah di antara sebagian ikhtiar yang harus kita lakukan agar sholat kita menjadi luar biasa, memberi kemanfaatan, melimpah pahala dan pengaruh positif dalam kehidupan kita. بَارَكَاللهُلِيْوَلَكُمْفِيالْقُرْآنِالْعَظِيْمِ،وَنَفَعَنِيْوَإِيَّاكُمْبِمَافِيْهِمِنَالْآيَاتِوَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُمَاتَسْمَعُوْنَوَأَسْتَغْفِرُاللهَلِيْوَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْـمُسْلِمِيْنَ وَالْـمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْه، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم. Khutbah Kedua الْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه، أَمَّا بَعْدُ فَيَا عَبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلاَ تَـمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن . اَللّهُمّاغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَوَاْلمُسْلِمَاتِوَالْمُؤْمِنِيْنَوَالْمُؤْمِنًاتِاَلأَحْيَاءِمِنْهُمْوَالأَمْوَاتِإِنّكَسَمِيْعٌمُجِيْبُالدّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإسَلَامَ وَالْـمُسْلِمِيْن وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْـمُشْرِكِيْن رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاة… [] SUMBER IKADIKhutbahJumat: Adab dan Keutamaan Dzikir Nur Rohmad ; Kamis, 6 Februari 2020 | 14:30 WIB Terakhir, kami mengingatkan kepada jamaah sekalian, supaya manfaat dan keutamaan dzikir bisa kita rasakan serta pahala dari dzikir bisa kita dapatkan, maka kita harus membaca dzikir dengan benar sesuai tempat keluarnya huruf disertai dengan kesungguhan
Khutbah Jumat Singkat Tentang Manfaat Dzikir ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor. Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Singkat Tentang Manfaat DzikirKhutbah kedua – Khutbah Jumat Singkat Tentang Manfaat DzikirDownload mp3 Khutbah Jumat Singkat Tentang Manfaat Dzikir إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وقال تعالى، يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّـهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ Ummatal Islam, Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk banyak berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang banyak. Allah berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّـهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ﴿٤١﴾ وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا ﴿٤٢﴾ “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang.” QS. Al-Ahzab[33] 41 Allah memerintahkan kita banyak berzikir kepada Allah karena dzikir itu -Ya Akhal Islam- memberikan ketenangan pada batin seorang hamba, karena dzikir itu mencegah seseorang dari godaan setan, karena dzikir menggugurkan dosa-dosa dia, mengangkat derajat dia, karena dzikir itu adalah makanan hati, sehingga dengan dzikir hati itu menjadi hidup. Ibnu Abbas berkata الشيطان جاثم على قلب ابن آدم “Setan berusaha terus memperhatikan hati anak Adam.” فاذا ذكر الله خنس “Kalau dia berzikir, maka dia pun menyelinap dan bersembunyi.” واذا غفل وسوس “Tapi jika ia lalai, maka ia pun memberikan was-was.” Maka seseorang yang tidak membiasakan dzikir, ia akan terbiasa mengingat selain Allah. Ketika seseorang terbiasa mengingat selain Allah, disitulah setan akan masuk ke dalamnya. Allah berfirman وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ “Barangsiapa yang berpaling dari berdzikir kepada Ar-Rahman, maka Kami akan jadi untuknya setan, maka setan yang akan menjadi teman dia.” QS. Az-Zukhruf[43] 36 Subhanallah, Ya Akhal Islam.. Setan berusaha untuk menjadikan kita lupa kepada Allah, setan berusaha menghalangi kita dari dzikir, sehingga akhirnya hidup kita pun kosong dari dzikir, hati kita pun kosong dari dzikir, di saat itulah setan mampu memberikan kepada kita godaan demi godaan, was-was dan pikiran-pikiran yang kotor, demikian pula setan menanamkan dalam hati kita perkara-perkara yang tidak disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga akhirnya ketika seseorang berpaling dari berdzikir kepada Allah, dia pun berpaling dari banyak kebaikan. Namun ketika ia berdzikir kepada Allah, dia akan ingat pada dirinya lalu ia akan kembali kepada Allah. Makanya Allah mengatakan وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ “Janganlah kalian menjadi seperti orang yang lupa kepada Allah dan Allah jadikan dia lupa kepada dirinya sendiri.” QS. Al-Hashr[59] 19 Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an ini bahwasanya orang yang lupa kepada Allah, maka Allah jadikan dia lupa kepada dirinya sendiri, lupa terhadap kemaslahatan dirinya, lupa tentang perkara-perkara yang bisa menghancurkan dan membinasakan dirinya. Oleh karena itu saudaraku, orang yang ingat kepada Allah, dia akan memperbaiki dirinya, dia akan bertaubat kepada Allah, dia akan istighfar kepada Allah. Orang yang ingat kepada Allah, ia akan ingat dengan dosa-dosanya. Subhanallah.. Betapa bermanfaatnya dzikir dalam kehidupan kita. Maka berusahalah kita menjadi orang-orang yang banyak berdzikir. Allah berfirman وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا “Lelaki yang banyak berdzikir, wanita yang banyak berdzikir, Allah persiapkan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” QS. Al-Ahzab[33] 35 Subhanallah.. Sesungguhnya orang-orang yang berdzikir telah pergi membawa pahala yang sangat banyak sekali. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda سَبَقَ المُفَرِّدُونَ “Telah mendahului kalian para mufarridun.” Lalu para sahabat bertanya “Siapa para mufarridun Wahai Rasulullah?” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda الذين يَهْتُرُونَ بذكرِ اللهِ “Yaitu orang-orang merasa asik lisannya untuk berdzikir kepada Allah.” Orang yang hatinya merasa asik untuk berdzikir dan mengingat Allah, maka mereka telah pergi membawa pahala yang sangat besar mendahului semua orang yang beramal. Ummatal Islam, Orang yang banyak berdzikir kepada Allah, Allah akan mudahkan dia untuk menjalankan syariat Allah. Ketika ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan berkata يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ “Wahai Rasulallah, syariat Islam sudah sangat banyak sekali.” فَمُرْنِي بِأَمْرٍ أَتَثَبَّتُ بِهِ “Tolong berikan kepada saya satu perintah saja yang dengan perintah itu saya akan berpegang kuat-kuat.” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا بِذِكْرِ اللَّهِ “Senantiasalah lisanmu basah dengan dzikir kepada Allah.” HR. Ahmad Mengapa Rasulullah memberikan jawaban ini ketika orang ini mengeluh bahwa syariat Islam sudah terlalu banyak. Karena -Ya Akhal Islam- orang yang lisannya selalu basah dengan dzikir kepada Allah, tidak ada pintu setan untuk menggoda dia. Sehingga hatinya bening. Disaat hatinya bening, dia akan diberikan oleh Allah kemudahan demi kemudahan untuk menjalankan syariat Allah, untuk mempelajari syariat Allah. Hati yang bening itulah -Ya Akhal Islam- menjadi tempat ilmu yang sangat cocok sekali. Sebaliknya, ketika hati itu banyak maksiatnya, banyak kotorannya, hati tidak lagi menjadi tempat yang cocok untuk ilmu. Barangkali ilmupun menjadi tidak bermanfaat bagi hidupnya. أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم Khutbah kedua – Khutbah Jumat Singkat Tentang Manfaat Dzikir الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ Ummatal Islam, Banyak orang yang berdzikir, akan tetapi dzikir itu tidak sampai kepada hatinya. Maka Allah memberikan kepada kita sebuah cara agar dzikir itu bermanfaat dalam kehidupan kita dan untuk hati kita. Allah berfirman وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ… “Berdzikirlah kepada Rabbmu, ingatlah Rabbmu pada dirimu dengan penuh tadharru’ dan rasa takut dan suara yang tidak dikeraskan.” QS. Al-A’raf[7] 205 Di sini Allah memberikan kepada kita sebuah tips yang agung tentang bagaimana berdzikir dan agar berdzikir itu bermanfaat untuk hati kita. Yang pertama, berdzikirlah pada dirimu. Artinya ketika kita berdzikir kepada Allah, hati pun ikut merasakannya, hati pun ikut merenunginya. Ketika mengucapkan “Allahu akbar,” kita merasakan kebesaran Allah. Ketika kita mengucapkan “Subhanallah,” hati kita mensucikan Allah dari perkara-perkara yang tak layak bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika kita ucapkan “Alhamdulillah,” kita ingat bagaimana banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Kita berarti telah berdzikir kepada Allah dalam diri kita. Yang kedua, dengan penuh tadharru’ dan tawadhu di hadapan Allah. Ketundukan yang luar biasa di hadapan Allah. Demikian pula dengan rasa takut kepada Allah. Seperti ini dzikir yang bermanfaat untuk hati kita. Adapun ketika dzikir itu kosong dari tiga perkara ini, maka menjadi dzikir yang hanya sebatas kita ucapkan di lisan kita, namun tidak memberikan pengaruh apa-apa pada hati kita. Kemudian Allah mengatakan وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ “Bukan dengan suara yang dikeraskan.” Karena memang demikianlah adab berdzikir. Pada asalnya dzikir itu tidak boleh dikeraskan kecuali apabila ada dalil yang mengizinkan. Seperti adzan, seperti talbiyah, seperti takbiran di hari raya, semua itu diizinkan oleh syariat untuk mengeraskannya. Namun untuk dzikir yang lainnya/yang sunnah, diperintahkan oleh Allah وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ “Dengan ucapan yang tidak dikeraskan.” Karena dzikir bukan untuk pamer, tapi tujuan dzikir adalah untuk memperbaiki hati kita, memperbaiki ucapan kita. Orang yang senantiasa lisannya berdzikir, terhindar dari ghibah, terhindar dari ucapan-ucapan yang tidak layak. Orang yang senantiasa majelisnya berdzikir, ketika ia makan berdzikir, ketika berpakaian berdzikir, Allah akan berikan keberkahan padanya. Sebaliknya, orang yang duduk di suatu majlis dan dia tidak berdzikir kepada Allah, kata Rasulullah “Maka ia akan berdiri seperti bangkai keledai.” إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اللهم أصلح ولاة أمور المسلمين في هذا البلد، وفي سائر بلاد المسلمين يا رب العالمين اللهم أعز الإسلام والمسلمين، اللهم انصر المسلمين في كل مكان يا رب العالمين أللهم انصر المجاهدين في كل مكان يا رب العالمين اللهم تب علينا إنك أنت التواب الرحيم عباد الله إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر. Download mp3 Khutbah Jumat Singkat Tentang Manfaat Dzikir Podcast Download Duration 1159 — Sumber audio Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.Naskahkhutbah Jumat kali ini mengajak kepada khalayak untuk mengisi hari Asyura dengan dengan anjuran-anjuran Nabi Muhammad saw. Dengan ini diharapkan kita semua dapat memaksimalkan hari Asyura dengan memperbanyak ibadah. Khutbah Jumat: 11 Keutamaan Hari Arafah. Khutbah; Khutbah Arafah: Haji Akbar dan Moderasi Beragama dari Tanah yang
Khutbah Pertamaالحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَ عِبَادَهُ أنْ يَذْكُرُوْهُ ذِكْرًا كَثِيْرًا، وَأَعَدَّ لَهُمْ عَلَى ذِكْرِهِ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا كَبِيْرًا، وَجَعَلَ اْلقُلُوْبَ تَطْمَئِنُّ بِذِكْرِهِ، وَهُوَ سُبْحَانَهُ يَذْكُرُ مَنْ ذَكَرَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَكْرَمُ مَنْ وَحَّدَّهُ، وَأَجَلُّ مَنْ ذَكَرَهُ، اللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارَكَ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلأَوَّاهِ اْلمُنِيْبِ، وَعَلَى آلِهِ وَعِتْرَتِهِ الطَّيِّبَةِ، وَعَلَى أَصْحَابِهِ اْلكِرَامِ البَرَرَةِأَمَّا بَعْدُفَأُوْصِيْكُمْ ــ عِبَادَ اللهِ ــ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ، فَإِنَّهَا هِيَ اْلعُدَّةُ اْلوَافِيَةُ، وَاْلجُنَّةُ اْلوَاقِيَةُ، فَاتَّقُوْا اللهَ رَبَّكُمْ فِيْ السِّرِّ وَاْلعَلَانِيَّةِ، وَكُوْنُوْا مِنْ عِبَادِهِ اْلمُتَّقِيْنَيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًايَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا .يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًاKeutamaaan DzikirMa’asyirol Muslimin rahimakumullah,Atas rahmat dan keutamaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, saat ini kita sedang melaksanakan salah satu fardhu dan syiar paling agung dalam Islam yaitu Shalat merupakan salah satu kewajiban dalam Islam yang salah satu tujuannya adalah untuk berdzikir kepada Subhanahu wa Ta’ala berfirman,إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِيSesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang hak selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. [Thaha 14]Berdzikir kepada Allah atau mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, sang pencipta seluruh umat manusia, jin, malaikat dan seluruh alam semesta, merupakan amalan yang sangat kepada Allah merupakan sarana paling besar untuk mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Ta’la berfirman,اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَBacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Ankabut 45]Allah Ta’ala menjanjikan bahwa siapa saja yang senantiasa mengingat Allah maka Allah juga akan mengingat dirinya dengan pahala dan ampunan. Allah Ta’ala berfirman,فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْKarena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, . [Al-Baqarah 152]Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan, ”Makna ayat ini adalah ingatlah kalian kepada-Ku dengan melakukan ketaatan, Aku akan mengingat kalian dengan pahala dan ampunan. Ini adalah pendapat dari Sa’id bin Jubair. Ulama Tabi’in terkemuka.Beliau juga mengatakan, ”Dzikir adalah mentaati Allah. Maka siapa yang tidak taat kepada Allah berarti tidak berdzikir kepada-Nya meskipun banyak mengucapkan tasbih, tahlil dan membaca al-Quran.”[i]Alah Ta’ala juga menegaskan bahwa dzikir kepada Allah Ta’ala itu akan membuahkan ketenangan dalam hati seseorang. Allah Ta’ala berfirman,الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ -٢٨-yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra’d 28]Ini hanyalah sebagian dari keutamaan berdzikir kepada Allah yang ada dalam al-Quran. Adapun keutamaan berdzikir kepada Allah yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ sangatlah banyak. Tidak memungkinkan untuk disebutkan semuanya dalam khutbah Jumat demikian, kami akan menyampaikan sebagian kecil saja untuk mengenalkan keutamaan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sedemikian besarOrang mukmin yang berdzikir kepada Allah berada pada kedudukan yang tinggi sampai-sampai Allah membanggakan mereka di kalangan para Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata, ”Muawiyah keluar menuju satu halaqah sekelompok orang yang duduk melingkar di dalam masjid, lalu dia bertanya, ”Apa yang menyebabkan kalian duduk?”Mereka menjawab, ”Kami sedang berdzikir kepada Allah.” Muawiyah berkata, ”Demi Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk kecuali hanya itu?” Mereka menjawab, ”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu.”Muawiyah berkata, ”Sesungguhnya aku tidaklah meminta kalian bersumpah karena tidak percaya kepada kalian. Tidaklah ada seorang pun yang memiliki kedudukan seperti aku dari Rasulullah ﷺ, lebih sedikit haditsnya dariku. Sesungguhnya, Rasulullah ﷺ pernah keluar menemui satu halaqah dari para sahabat beliau. Kemudian beliau bertanya,مَا أَجْلَسَكُمْ’Apa yang menyebabkan kalian duduk?’.”Mereka menjawab, ”Kami duduk berdzikir kepada Allah.” Beliau bertanya lagi,آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?”Mereka menjawab, ”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu?” Beliau bersabda,قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ”Sesungguhnya, aku tidaklah meminta kalian bersumpah karena tidak percaya kepada kalian. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan kepadaku, bahwa Allah Azza wa Jalla membanggakan kalian kepada para malaikat.” [Hadits riwayat Muslim, no. 2701].Ahli dzikir akan dikelilingi malaikat, diselimuti dengan rahmat, dan diturunkan ketenangan sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dan Abu Sa’id Al-Khudri, keduanya bersaksi bahwa Nabi ﷺ bersabda,لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُTidaklah sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan para malaikat di sisi-Nya. [Hadits riwayat Muslim, no. 2700].Dzikir itu merupakan kehidupan hatiDi dalam Shahih Al-Bukhari 6407 dari Abu Musa radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُهُ مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir kepada-Nya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.”Sedangkan dalam riwayat Imam Muslim 779 Nabi ﷺ bersabda,مَثَلُ البَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، وَالبَيْتِ الَّذِي لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، مَثَلُ الحَيِّ والمَيِّتِ“Permisalan rumah yang dipakai untuk berdzikir kepada Allah dan rumah yang di dalamnya tidak dipakai untuk berdzikir kepada Allah adalah seperti orang hidup dan orang mati.”Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid mengatakan, ”Apabila hati itu hidup maka akan dipenuhi dengan sebagaimana firman Allah Ta’ala,اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍAllah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al Quran yang serupa mutu ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. [Az-Zumar 23]Sedangkan orang yang hatinya keras dari berdzikir kepada Allah maka hatinya mati. Allah Ta’ala berfirman,فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍMaka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. [Az-Zumar22]Seorang pria menemui Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah, tokoh ulama Tabi’in dari Bashrah, Irak. Dia mengeluhkan kekerasan hatinya. Maka Al-Hasan berkata kepadanya, ”Lunakkanlah hatimu dengan dzikir.”Hal ini karena ketika hati semakin lalai maka hatinya akan semakin keras. Bila berdzikir kepada Allah maka kekerasan hati tersebut akan meleleh. [Al-Wabil Ash-Shayyib 71][ii]Jenis-Jenis DzikirMa’asyirol Muslimin rahimakumullah,Perlu diketahui bahwa dzikir itu ada beberapa jenis atau bentuk. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid mengatakan bahwa berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla itu bisa dilakukan dengan hati, lisan dan anggota Dzikir dengan hatiMaksud berdzikir dengan hati adalah memikirkan dan mentadabburi keagungan Allah Ta’ala dan ayat-ayat-Nya yang syar’i, al-Quran dan hukum-hukumnya, ayat-ayat berupa ciptaan-Nya seperti langit, bumi, matahari bulan dan ke dalam berdzikir dengan hati adalah seorang muslim mengingat-ingat perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya lalu melaksanakan perintah-perintah tersebut dan menjauhi larang-larangan tadi. Demikian pendapat dari Al-Qadhi Iyadh, ulama Tabiut Tabi’ Dzikir dengan lisanBerdzikir dengan lisan adalah dengan bertasbih, bertahlil mengucapkan laa ilaaha illallah, istighfar, membaca al-Quran dan segala ucapan yang mendekatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ dengan hati dan lisan secara bersamaan itu lebih baik daripada berdzikir hanya dengan hati atau hanya dengan lisan Dzikir dengan anggota badanSedangkan berdzikir dengan anggota badan adalah amalan mentaati Allah. Siapa saja yang beramal dengan ketaatan kepada Allah itu berarti dia orang yang sedang berdzikir kepada AN-Nawawi berkata, ”Ketahuilah bahwa keutamaan dzikir itu tidak hanya terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan seterusnya. Bahkan setiap orang yang beramal untuk Allah Ta’ala dengan ketaatan maka dia orang yang berdzikir kepada Allah ta’ala. Demikianlah pendapat Sa’id bin Jubair rahimahullah dan ulama lainnya.Atha’ bin Abi Rabah rahimahullah, seorang ulama Tabi’in mengatakan bahwa majlis-majlis dzikir itu adalah majlis-majlis yang yang mengkaji tentang halal-dan haram, bagaimana anda berjual beli, shalat, puasa, menikah, bercerai, berhaji dan yang semacam itu.” [Al-Adzkar 91]Jadi shalat itu termasuk dzikrullah, jihad di jalan Allah itu termasuk dzikrullah, berbakti kepada orang tua termasuk dzikrullah, silaturrahim termasuk dzikrullah, menolong seorang muslim termasuk dzikrullah, menolong orang yang dizhalimi termasuk dzikrullah, mempelajari ilmu dan mengajarkannya termasuk dzikrullah, amar makruf nahi mungkar juga termasuk dzikrullah.[iii]Faedah DzikirMa’asyirol Muslimin rahimakumullah,Berdzikir kepada Allah memiliki faedah yang sangat banyak. Seorang ulama abad ke 8 H, yaitu Al Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan dalam kitabnya Al-Wabilush Shayyib wa Rofi’ul Kalimith Thayyib, 100 faedah dari berdzikir kepada ini kami nukilkan sedikit saja dari sekian banyak faedah tersebutMengusir setan, menghancurkan dan ridha kegelisahan dan kegalauan dari mendapatkan kegembiraan, kebahagiaan dan hati dan hati dan yang berdzikir akan diliputi dengan kewibawaan, keindahan dan rasa cinta yang merupakan ruh dari Islam. Siapa saja yang ingin mendapatkan kecintaan dari Allah maka hendaklah terus menerus berdzikir perasaan senantiasa diawasi oleh Allah sehingga akan memasukkannya ke pintu telah mencapai ihsan maka dia akan beribadah kepada Allah seolah dia melihat Allah. Orang yang lalai dari berdzikir kepada Allah tidak akan mendapatkan jalan untuk sampai ke derajat ihsan, sebagaimana orang yang hanya duduk, tidak akan pernah sampai ke cukupkan sepuluh buah faedah dzikir kepada Allah dari 100 yang ditulis oleh Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah. Semua faedah dzikir ini hanya akan kita dapatkan dan benar-benar kita akan rasakan bila kita melazimi dzikir dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan setelah memastikan bahwa dzikir yang kita lakukan adalah dzikir yang sesuai ajaran Rasulullah ﷺ .[iv]Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,Sahabat Nabi Muhammad ﷺ bernama Abdullah bin Busr radhiyallahu mengisahkan. Suatu kali seorang lelaki berkata kepada Rasulullah ﷺ,يَا رَسُوْلَ اللهِ، إنَّ شَرَائِعَ اْلإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِيْ بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ قَالَ لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رُطَبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ“ Wahai rasulullah! Sesungguhnya Syariat Islam telah begitu banyak bagiku. Maka beritahulah aku dengan sesuatu yang aku akan pegang teguh.” Rasulullah ﷺ menjawab, ”Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah.”[Hadits riwayat At-Tirmidzi di dalam Shahih At-Tirmidzi no 3375 dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Alawi bin Abdul Qadir as-Saqqaf, kemungkinan maksudnya adalah bahwa amalan nawafil sunnah telah begitu banyak bagi dirinya sehingga dia merasa tidak mampu untuk melaksanakan dia berkata, “Beritahulah saya suatu amalan ibadah atau yang lainnya yang saya mampu melakukannya, aku pegang teguh dan aku bisa bergantung kepadanya. ia adalah adalah ringan berpahala besar. Dengan demikian aku bisa mengamalkannya secara terus menerus dan aku pegang teguh.”Dia tidak bermaksud untuk meninggalkan seluruh amalan secara total dan sibuk dengan urusan lainnya. Namun dia hanya ingin, setelah melaksanakan berbagai amalan yang wajib atas dirinya, dia bisa berpegang teguh dengan amalan yang membuatnya merasa cukup dari amalan lainnya yang hukumnya tidak Nabi ﷺ memberitahunya amalan yang bermanfaat buat dirinya yaitu lisannya senantiasa basah dengan berdzikir kepada Allah.”Maksudnya adalah hendaknya terus menerus berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ hadits ini bisa diambil pelajaran bahwa kemampuan manusia itu berbeda-beda dalam ilmu dan hafalan serta penguasaan dan beramal. Selain itu, pelajaran lainnya adalah memudahkan urusan ibadah yang hukumnya tidak wajib dan memberitahu manusia dengan sesuatu yang sesuai kemampuan mereka.[v]بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah Keduaالحَمْدُ لِلَّهِ مُسْتَوْجِبِ اْلحَمْدُ وَاْلعِبَادَةُ، المُتَابِعِ لِأَهْلِ طَاعَتِهِ إِعَانَتَهُ وَإِمْدَادَهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّهِ وَحَبِيْبِهِ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنِ اتَّبَعَ رَشَادَهُأمَّا بَعْدُDzikir Yang Paling Dicintai AllahMa’asyirol Muslimin rahimakumullah,Dzikir secara khusus berupa mengucapkan kalimat-kalmat thayyibah itu bertingkat-tingkat nilainya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. lantas apakah dzikir yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala?Tidak diragukan lagi bahwa kata – kata yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Kalamullah Ta’ala. Firman Allah Ta’ala merupakan kata-kata yang paling utama secara mutlak. Disebutkan di dalam Sunan Ad-Darimi bahwa Nabi ﷺ bersabda,مَا مِنْ كَلامٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ كَلامِهِ ، مَا رَدَّ الْعِبَادُ إِلَى اللَّهِ كَلامًا أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ كَلامِهِ“Tidak ada perkataan yang lebih agung di sisi Allah daripada kalamullah. Tidak ada ucapan yang dikeluarkan oleh seorang hamba kepada Allah yang Allah cintai daripada firman Allah.”Setelah firman Allah maka ucapan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala ada empat sebagaimana disebutkan oleh Nabi ﷺ أَحَبُّ الكَلامِ إِلَى اللهِ أرْبَعٌ سُبْحانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أكْبَرُ. لاَ يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَUcapan yang paling dicintai oleh Allah ada empat Subhanallah, Alhamdulillah, laa ilaaha ilallah, dan Allahu Akbar. Tidak ada madharat bagimu dengan ucapan mana pun kamu memulainya.” [Hadits riwayat Muslim no. 2137 dari Samurah bin Jundub]Nabi ﷺ juga bersabda,كَلِمَتانِ خَفِيفَتانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيْلَتَانِ فِيْ اْلمِيْزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ اْلعَظِيْمِ، سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِDua kata yang ringan di lisan, berat dalam timbangan mizan, dicintai oleh Ar-Rahman, Subhaanallahil Azhiim, Subhaanallahi wa bihamdih.” [Hadits riwayat AL-Bukhari 6406 dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu][vi]Doa PenutupSemoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan kepada kita semua dan seluruh kaum Muslimin taufik dan hidayah-Nya serta memudahkan kita semuanya untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang banyak berdzikir kepada-Nya baik dengan hati, lisan maupun dengan anggota badan. Marilah kita akhiri khutbah Jumat ini dengan berdoa kepada Allah Subhanau wa Ta’ الله إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًافصلُّوا وسلِّموا على سيد الأولين والآخرين وإمام المرسلين، اللهم صلِّ على محمدٍ وعلى آل محمدٍ كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللهم بارك على محمدٍ وعلى آل محمدٍ كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميدٌ مجيدٌ وسلِّم تسليمًا كبيرًااللهم اهدنا الصراط المستقيم، وأكرمنا بذِكْرك في الليل والنهار، ومُنَّ علينا بالتوبة والإنابة والخشية، اللهم تجاوز عن تقصيرنا وسيئاتنا، واغفر لنا ولوالدينا وسائر أهلينا، وبارك لنا في أعمارنا وأعمالنا وأقواتنا وأوقاتنااللهم اكشف عن المسلمين ما نزل بهم مِن ضُرٍّ وبلاء، وفقر وتشرُّد، وقتل واقتتال، ووسِّع عليهم في الأمْن والرِّزق، وجنِّبنا وإيَّاهُم الفتن ما ظهر منها وما بطن، إنك سميع الدعاءرَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِعباد الله إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ * وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوناذكروا الله العظيم الجليل يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون[i] lihat lihat Ma’anil Adzkar, Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, hal 16-23, secara ringkas.[iii] Ibid, hal. 47- 49.[iv] Lihatal-Wabil ash Shayyib hal. 94.[v] lihat Juga Tentang Khutbah Jum’at– Kumpulan Khutbah Jum’at Terbaru– Khutbah Jumat Tentang Ikhlas– Khutbah Jumat Tentang Syukur– Khutbah Jumat Tentang Berharap kepada Allah Untukreferensi Khutbah Jumat bisa mengambil tema Bulan Muharram, sebagai bulan yang mulai diantara 4 bulan lainnya. Yaitu Muharram, Dzulqaida, Dzulhijah, Rajab. Hari ini merupakan Hari Jumat tanggal 7 Muharram dalam penanggalan hijriyan 1444 dalam penanggalan masehi atau nasional tanggal 5 Agustus 2022. Khutbah Jumat hari ini bisa dijadikan Dzikir Dan Syukur – Teks Khutbah Jumat Singkat Bahasa Indonesiaالحمدُ للهِ الْمَلِكِ الْعَزِيْزِ الْعَلَّامِ ، الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْكَرِيْمِ السَّلامِ ، غافِرِ الذَّنْبِ وقابِلِ التَّوْبِ من جَمِيعِ الآثَمِ ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى ما اتَّصَفَ بِهِ مِنْ صِفَاتِ الْجَلَالِ وَاْلِاكْرَامِ ، وأَشْكُرُهُ على ما أسْدَاهُ مِنْ جَزِيْلِ الْفَضْلِ والْإِنْعَامِ ، وأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلهَ الَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً أَرْجُوا بِهَا الْفَوْزَ بِدَارِ السَّلاَمِ ، وأشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ و رَسُوْلُهُ الَّذِىْ أَطْهَرَ اللهُ بِهِ الْاِيْمَانَ وَاْلِاسْلاَمِ ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وأصحابه الْبَرَارَةِ الْكِرَامِ ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً ، اما أَيُّهاَ الْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ الله اُوْصِيْكُمْ وَ اِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ، فَاتَّقُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ وَأَطِيْعُوْهُ لَعَلَّكُمْ muslimin sidang Jum’ah RahimakumullahPada kesempatan yang baik ini, marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya, karena tidak ada bekal yang paling baik kita bawa ke hadapan Allah SWT, kecuali takwa kita muslimin sidang Jum’ah rahimakumullahMari kita memperhatikan ayat 152 dari surat Al-Baqarah yang berbunyi فَاذْكُرُوْنِي اَذْكُرْكُمْ وَاشْـكُرُوْا لِي وَلاَ تَكْفُرُوْنَIngatlah kepadaku aku akan ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepadaku dan janganlah sekali-kali engkau mengkufuri ayat tersebut di atas, kita diperintahkan Allah untuk selalu ingat kepada-Nya karena Dia-lah Pencipta segala makhluk, Pencipta segalanya, yang ada di alam semesta. Dia mampu menghidupkan yang mati. Dia Maha Kuasa dari segala-galanya. Dia tidak pernah rusak. Dia tidak pernah mati هُوَ اْلأَوَّلُ وَاْلأَخِرُ tidak ada sekutu الْمُسْـلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله ُPerintah dzikir dalam al-Qur’an banyak sekali disebutkan al-ahzab 41-42 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ، وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42. dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. QS. al-ahzab 41-42فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. al-Jumuat 10Adapun lafadz dzikir adalah لاَاِلَهَ اِلاَّ الله ُ tidak ada Tuhan selain Allah. Tetapi jalan menuju dzikir sangat banyak sekali diantaranya ;Dengan melihat ciptaan Allah, tidak terlihat apa yang diciptakan tetapi melihat dan berangan-angan siapa yang menciptakan. Kalau kita sudah berdzikir seperti itu, maka kita akan termasuk orang yang أُوْلُو اْلأَلْبَابِ. Siapakah orang yang ulul albab itu disebutkan dalam surat Ali Imron ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. ali Imron 191Melakukan shalat, sebagaimana firman Allah اَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِيْ “Dirikanlah sholat untuk berdzikir kepadaku“. Akan tetap sholat yang khusyu’ dalam artian orangnya sholat tetapi hatinya juga sholat. Selama ini banyak sekali orang yang sholat tetapi hatinya tidak sholat. Oleh karena itu sholat dikategorikan menjadi tiga tingkatan سَاهُوْنَ, yakni orang yang melakukan sholat tapi dalam keadaan sembrono, baik waktunya, pakaiannya, maupun cara melakukannya. Dia meskipun melakukan sholat tetapi masih diancam neraka wail, فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ اَلَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَتِهِمْ سَاهُوْنَخَاشِـعُوْنَ, yakni orang yang melakukan sholat dalam keadaan khusyu’دَاِئمُـوْنَ, yakni orang yang melakukan sholat tepat pada waktunya,Dua kriteria sholat inilah yang dinamakan sholat dihukumi berdzikirمَعَاشِـرَ الْمُسْـلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله ُOrang yang ahli dzikir dan bukan ahli dzikir itu sangat berbeda sekali, kalau ahli dzikir yang dicintai adalah khalik Pencipta, tetapi sebaliknya, orang yang tidak pernah dzikir yang dicintai adalah makhluk. makhluk pasti ada masanya, ada gradasinya, suatu saat akan hancur binasa, ada masa kaya, ada masa jaya, ada masa kuat, suatu saat akan akan lemah, makhluk membutuhkan bantuan orang lain ketika beraktivitas, makhluk membutuhkan mesin dalam berkarya. Tetapi Allah tidak pernah membutuhkan bantuan mesin maupun orang lain dalam menciptakan segala sesuatu yang ada di alam ini kita sering sekali lupa terhadap Allah. Hal itu dikarenakan kita terlalu sibuk mengurusi masalah duniawi sehingga kita lupa akhirat. Jabatan, harta, wanita, kekayaan membuat kita terlena, apakah kita tidak boleh cinta terhadap jabatan, harta maupun kekayaan? Hal itu boleh saja, akan tetapi jangan sampai cinta jabatan, harta, kakayaan mengalahkan cinta kita terhadap Allah adalah makhluk. Manusia hanya dapat menciptakan al-furu’ tetapi tidak dapat menciptakan al-ashl. al-furu’ diumpamakan serban, al-ashl diumpamakan kapas, manusia mampu memnciptakan mobil tetapi tidak mampu menciptakan tambang besi. semuanya suatu saat akan meninggalkan kita. Apakah harta lebih dulu meninggalkan kita ataukah kita yang lebih dulu kita mau berfikir dan berdzikir, kita termasuk orang yang Ulul الْمُسْـلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله ُDalam kelanjutan ayat tersebut وَاشْـكُرُوْا لِي وَلاَ تَكْفُرُوْنَ bersyukurlah kepadaku dan janganlah sekali-kali engkau kufur itu adalah memuji Allah. Dalam kitab yang pernah saya baca, syukur dibagi tiga اَلشُّكْرُ بِالِّلسَانِ syukur dengan menggunakan lisan, dengan cara melafadzkan اَلْحَمْدُ ِلله ِاَلشُّكْرُ باِلْجَنـَانِ syukur dengan hati, dengan cara nerima segala pemberian Allah dalam istilah jawa nerima ing pandumاَلشُّكْرُ بِاْلأَرْكَانِ, syukur dengan melalui perbuatan, semua perintah Allah kita laksanakan dan selalu menjauhi segala ini Indonesia mengalami banyak musibah merebaknya Virus Corona-19 yang hampir merata di seluruh Indonesia. Itu semua bukanlah sebuah ujian, tetapi sebuah peringatan. Karena kalau ujian اِذَا اَحَبَّ الله ُعَبْدًا اِِبْتـَلَي, tatkala Allah mencintai hambanya, maka akan memberikan ujian, kemudian Allah akan mengangkat derajatnya. Mungkin itu dikarenakan kita sering lupa terhadap Allah dan kurang pinter syukur atas nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan kepada karena itu kita yang hadir di majelis ini marilah kita selalu berdzikir kepada Allah dan janganlah sampai lupa untuk mensyukuri atas nikmat-nikmatnya. Karena apabila kita menghitung semua nikmat yang telah diberikan kepada kita, kita tidak akan mampuuntuk meghitungnya. وَاِنْ تَـعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَتُحْصُوْهَامَعَاشِـرَ الْمُسْـلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله ُDemikian khutbah singkat yang dapat saya sampaikan. Dengan satu harapan mudah-mudahan kita tergolong orang-orang yang ahli dzikir dan ahli dalam mensyukuri nkmatnya dan kita diberikan keselamatan dunia dan Basith MWC NU Jombang Dzikiradalah makanan hati. Orang yang banyak berdzikir kepada Allah, Allah akan mudahkan dia untuk menjalankan syariat Allah.. Khutbah Jumat Singkat Tentang Manfaat Dzikir ini merupakan rekaman khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor.Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ؛ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ فِي السِرِّ وَالعَلَانِيَةِ وَالغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ . Saudara-saudara sekalian, Dzikir mengingat Allah adalah amalan yang mudah. Karena dia merupakan amalan lisan. Sementara lisan tidak mengenal lelah. Sehingga setipa orang bisa dengan mudah melakukannya dimanapun dan kapanpun. Bersamaan dengan kemudahannya, amalan ini pun memiliki keutamaan yang istimewa. Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk banyak berdizikir mengingat Allah. Di antaranya termaktub dalam firman-firman Allah berikut ini اذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu.” [Quran Al-Baqarah 152]. وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ “Dan sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain.” [Quran Al-Ankabut 45]. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” [Quran Al-Ahzab 41] قَالَ رَبِّ ٱجْعَل لِّىٓ ءَايَةً قَالَ ءَايَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ ٱلنَّاسَ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا رَمْزًا وَٱذْكُر رَّبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِٱلْعَشِىِّ وَٱلْإِبْكَٰرِ “Dan sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari”. [Quran Ali Imran 41] يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” [Quran Al-Munafikun 9]. وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ “Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” [Quran Al-A’raf 205] Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang-orang serta memasukkan mereka ke dalam golongan ulil albab. Yaitu orang-orang yang berakal dan sadar. Orang yang dipuji ini memiliki karakteristik khusus. Yaitu mereka adalah orang-orang yang berdzikir mengingat Allah. إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” [Quran Ali Imran 190]. Sedangkan dalil dari hadits عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ Dari Abu Musa radhiallahu anhu beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dan yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dan mati.” [HR. al-Bukhari]. Sabda beliau juga, لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ حَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ “Tidaklah duduk suatu kaum berdzikir kepada Allah, kecuali para malaikat mengelilinginya, rahmat menyelimutinya dan turun kepada mereka ketenangan, serta Allah memujinya di hadapan makhluk yang berada di sisinya.” [Riwayat Muslim dan Ahmad]. Dalam hadits yang lain, عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِيرُ فِي طَرِيقِ مَكَّةَ فَمَرَّ عَلَى جَبَلٍ يُقَالُ لَهُ جُمْدَانُ فَقَالَ سِيرُوا هَذَا جُمْدَانُ سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ قَالُوا وَمَا الْمُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ Dari Abu Hurairoh, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melewati satu jalan di Mekah. Lalu beliau melewati sebuah bukit yang disebut dengan Jumdan. Beliau bersabda, Teruslah berjalan. Ini adalah Jumdan. Al-Mufarridun telah mendahului’. Para sahabat bertanya, Siapakah al-Mufarridun wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, Laki-laki dan perempuan Yang banyak berdzikir’.” [HR. Muslim]. Dari Abdullah bin Busyr radhiyallahu anhu, ia berkata, جَاءَ أَعْرَابِيَّانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ أَحَدُهُمَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ. وَقَالَ الآخَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَىَّ فَمُرْنِى بِأَمْرٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ. فَقَالَ لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ “Ada dua orang Arab badui mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lantas salah satu dari mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, manusia bagaimanakah yang baik?” “Yang panjang umurnya dan baik amalannya,” jawab beliau. Salah satunya lagi bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam amat banyak. Perintahkanlah padaku suatu amalan yang bisa kubergantung padanya.” “Hendaklah lisanmu selalu basah untuk berdzikir pada Allah,” jawab beliau. [HR. Ahmad]. Dalam satu riwayat disebutkan, عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ مُعَاوِيَةُ عَلَى حَلْقَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَمَا كَانَ أَحَدٌ بِمَنْزِلَتِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَلَّ عَنْهُ حَدِيثًا مِنِّي وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ Dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata, “Muawiyah keluar menemui satu halaqah kelompok orang yang duduk melingkar di dalam masjid. Lalu dia bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian duduk-duduk?” Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir mengingat Allah.” Dia bertanya lagi, “Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kalian duduk kecuali hal itu?” Mereka menjawab, “Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu.” Dia berkata, “Sesungguhnya aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan bohong kepadamu. Tidaklah ada seorang pun yang memiliki kedudukan seperti aku di sisi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, namun memiliki hadits yang lebih sedikit dari dariku. Dan sesungguhnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah keluar menemui satu halaqah dari sahabat beliau. Kemudian beliau bertanya, Apa yang menyebabkan kalian duduk?’.” Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir mengingat Allah.” Beliau bertanya lagi, “Demi Allah, tidak ada yang menyebabkan kalian duduk kecuali hanya itu?” Mereka menjawab, “Demi Allah, tidak ada yang menyebabkan kami duduk kecuali hanya itu?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak meminta kalian bersumpah karena sangkaan bohong. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan kepadaku, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala membanggakan kalian di hadapan para malaikat.” [HR Muslim]. Dalam hadits yang lainnya disebutkan, وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ قَالَ رَسُولُ الله – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمالِكُمْ ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيرٍ لَكُمْ مِنْ إنْفَاقِ الذَّهَبِ والفِضَّةِ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أعْنَاقَكُمْ ؟ قَالَوا بَلَى ، قَالَ ذِكْرُ الله تَعَالَى . رَوَاهُ التِّرمْذِي ، قَالَ الحَاكِمُ أَبُو عَبْدِ الله إِسْنَادُهُ صَحِيْحٌ Abu Darda’ radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Mauhkah kuberitahukan kepada kalian amal yang paling baik dan paling suci menurut Rabb kalian, dan yang paling tinggi derajatnya untuk kalian, juga lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kalian lalu kalian menebas batang leher mereka dan mereka membalasnya?” Para sahabat berkata, “Tentu mau.” Beliau menjawab, “Dzikir mengingat Allah.” [HR. Tirmidzi]. Kata أُنَبِّئُكُمْ menunjukkan sesuatu yang akan dikabarkan adalah sesuatu yang penting. Dalam hadits yang lain, قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -{ مَا قَعَدَ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرُوا اَللَّهَ, وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى اَلنَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم -إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ } أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَقَالَ “حَسَنٌ” . 2003 . Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sekelompok orang duduk-duduk dalam keadaan tidak mengingat Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi, kecuali mereka dapati hal itu sebagai penyesalan di hari kiamat.” [HR. at-Turmudzi]. Dan dzikir mengingat Allah ini tidak hanya merupakan wasiat Allah dan Rasul-Nya saja. tapi hal ini juga merupakan wasiat orang-orang shalih sebelum kita. Abu Said al-Khudri radhiallahu anhu berkata, عليك بتقوى الله فإنه رأس كل شيء . وعليك بالجهاد ، فإنه رهبانية الإسلام . وعليك بذكر الله وتلاوة القرآن ، فإنه روحك في أهل السماء ، وذكرك في أهل الأرض . وعليك بالصمت إلا في حق، فإنك تغلب الشيطان. “Wajib bagimu untuk bertakwa kepada Allah. Karena takwa merupakan inti dari segala sesuatu. Dan wajib pula bagimu untuk berjihad. Karena berjihad adalah kerahiban dalam Islam. wajib juga bagimu untuk membaca Alquran. Karena membaca Alquran adalah ruhmu di hadapan penduduk langit. Dan kemuliaanmu di tengah penduduk bumi. Dan hendaknya kau memperbanyak diam kecuali menyuarakan kebenaran. Jika demikian keadaanmu, maka engkau telah mengalahkan setan.” [Riwayat Ibnu Asakir]. Ka’ab al-Ahbar radhiallahu anhu berkata, قال كعب الاحبار نوروا قلوبكم بذكر الله واجعلوا من صلاتكم في بيوتكم ..فوالذي نفس كعب بيده إنهم لمعروفون عند أهل السماء أن فلان بن فلان ممن يعمر بيته بذكر الله “Sinarilah hati kalian dengan berdzikir mengingat Allah. Kerjakan sebagian shalat yaitu shalat sunat kalian di rumah kalian. Demi Dzat yang jiwa Ka’ab di tangan-Nya, sesungguhnya hal ini cara makhluk langit mengenal bahwa Fulan bin Fulan termasuk orang yang memakmurkan rumahnya dengan dzikir mengingat Allah.” Kaum muslimin, Rasa-rasanya dalil-dalil dari Alquran dan hadits serta ucapan para salaf ini cukup menjelaskan keutaamaan berdzikir. Cukup menjadi penyemangat kita agar tidak menyia-nyiakan amalan dzikir. Walaupun penulis tidak menambahkan penjelasan dari ucapan penulis. Bahkan bisa jadi ucapan penulis malah mengurangi keutamaan dari dalil-dalil di atas. Semoga Allah Ta’ala memberi kita taufik termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah dalam segala keadaan. Khususnya di bulan Ramadhan ini. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Diambil dari ceramah Syaikh Said al-Kamali dengan penyesuaian dari tim tim Artikel
PENTINGIPUNDZIKIR TERPADU - Teks Khutbah Jumat Basa Jawa NU. Diposting oleh Tim Redaksi 23 December 2020 Sekitar 2 years yang Lalu Pada Kategori Khutbah Jumat Dilihat 12256 Kali. Keutamaan Hari Jumat - Teks Khutbah Jumat Bahasa Indonesia NU. Dilihat 21363 Kali. DZULQA'DAH BULAN MULIA BUKAN BULAN SIAL - Khutbah Jumat Singkat Bahasa
Usai mengerjakan shalat sebaiknya jangan langsung beranjak dari tempat shalat. Biasakan diri untuk dzikir sejenak dan berdo’a untuk kebaikan kita di dunia dan akhirat. Sebab dzikir merupakan ibadah yang sangat dianjurkan saat selesai termasuk ibadah yang mudah dan ringan dilakukan, namun ganjaran yang diberikan sangatlah besar. Kendati mudah dilakukan, ada banyak godaan yang harus disingkirkan agar tetap istiqamah dalam berdzikir. Di antara godaan yang dimaksud adalah Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali memasukkan bahasan khusus tentang do’a dan dzikir. Menurutnya, salah satu dzikir yang sangat dianjurkan ialah membaca subhânallâh, alhamdulillâh, dan allâhu akbar sebanyak 33 kali. Kemudian ditutup dengan melafalkan lâ ilâha illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa alâ kulli syaiin qadîr satu ini didasarkan pada hadis riwayat Abu Hurairah yang berbunyiقال صلى الله عليه وسلم من سبح دبر كل صلاة ثلاثا وثلاثين وحمد ثلاثا وثلاثين وكبر ثلاثا وثلاثين وختم المائة بلا إله إلا الله لاشريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير غفرت ذنوبه ولو كانت مثل زبد البحرArtinya, “Rasulullah SAW bersabda, Siapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setelah shalat sebanyak 33 kali dan menutupnya dengan membaca lâ ilâha illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahulhamdu wa huwa alâ kulli syai’in qadîr, maka dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan,’” HR. Malik.Dengan demikian, budayakan setelah shalat membaca semua dzikir di atas. Berdasarkan hadits yang dikutip di atas, orang yang terbiasa melakukan ibadah ini, dosanya akan diampuni Allah Yang Maha Pengampun meskipun dosanya sebanyak buih di lautan. Wallahu alam. Hengki Ferdiansyah. .